Kamis, 22 Oktober 2015

kopi






Ngopi Yuk


Kopi adalah bagian dari kehidupan sehari-hari di sekeliling dunia. Tercatat 136,5 juta kantung kopi dikonsumsi pada 2011, menurut Organisasi Kopi Internasional. Angka itu naik dua persen dari total hitungan 2010.

Peningkatan dalam jumlah peminum kopi bukanlah hal buruk. Ada berbagai manfaat kesehatan bagus yang diasosiasikan dari aktivitas meminum kopi. Paling tidak inilah sepuluh manfaatnya.

1. Bantu hidup lebih lama. Dalam studi 2012 (diterbitkan dalam New England Journal of Medicine) terhadap 400 ribu individu berusia antara 50-71 tahun menunjukkan bahwa minum kopi bisa membantu hidup lebih lama.

2. Konsumsi kopi teratur bisa membantu mencegah Alzheimer. Dalam usia dewasa, minum kopi bisa menunda atau bahkan menghindarkan seseorang dari penyakit Alzheimer. Dalam studi yang dikepalai oleh Dr Chuanhai Cao dari Universitas South Florida, disebutkan bahwa kelompok paruh baya dengan tanda gangguan memori ringan yang rutin meminum kopi, sekitar tiga cangkir perhari, tidak akan masuk tahap Alzheimer, atau paling tidak mengalami penundaan signifikan.

3. Tingkatkan kinerja otak dan fokus. Dalam studi tahun 2010 yang dipublikasikan di journal Human Psychopharmacology, disebutkan bahwa minum kopi dengan gula bisa mendongkrak efisiensi kerja otak dan membantu memperpanjang daya tahan perhatian dan fokus seseorang.

4. Membantu mengurangi risiko kanker kulit. Studi yang dilakukan Havard Medical School, mengindikasikan, kian tinggi kafein dalam kopi yang diminum seseorang, maka kian rendah risiko ia mengembangkan sel basal karsinoma.

5. Dalam level moderat, kopi membantu mengurangi gagal jantung.Dalam studi terhadap 140 ribu orang yang terbit di jurnal Circulation Heart Failure, disebutkan, minum kopi satu cangkir per hari bisa mengurangi risiko gagal jantung.

6. Menurunkan risiko diabetes pada wanita. Studi pada 2011 yang dilakukan UCLA menunjukkan wanita yang paling sedikit meminumk tiga cangkir kopi sehari bisa terhindar dari risiko mengembangkan diabetes tipe 2, hingga 56 persen.

7. Mengurangi risiko kanker kolon. Ini juga berdasar studi. Menurut penelitian terhadap 49 ribu wanita dan pria, mereka yang mengonsumsi empat cangkir kopi per hari bisa menekan risiko terkena kanker kolon. Kopi, menurut American Journal of Clinical Nutrition, bersifat menekan tumor proximal yang identik dengan kanker kolon.

8. Membantu menekan risiko penyakit Parkinson. Karena penyebab langsung Parkinson masih belum diketahui, maka sulit menunjuk titik tepat, bagaimana kopi membantu mengurangi risiko pengembangkan penyakit tersebut. Namun Mayo Clinic menulis, kafein, yang ditemukan dalam kopi dan teh, bisa menekan penyakit tersebut.

9. Menekan risiko penyakit kardiovaskuler. Penemuan studi pada 2011 mengungkap bahwa konsumsi kopi bisa mengurangi risiko penyakit seputar kardiovaskuler, seperti stroke dan penyakit jantung koroner. Pengurangan risiko pada pria bisa mencapai 38 persen, dan untuk wanita hingga 22 persen.

10. Mempercepat pemulihan setelah berolahraga. Studi pada 2009 dari Universitas Illinois, menemukan bahwa satu cangkir kopi sebelum berolahraga tidak hanya memberi energi kepada tubuh, tetapi juga 'membunuh beberapa nyeri atletik' yang kerap dialami saat berolah tubuh.

NGOPI

CANGKRUK


CANGKRUK= nongkrong = kongko-kongko = duduk-duduk santai
Bahasa yang sudah merakyat di daerah Jawa Timur, biasanya berkumpul dengan teman-teman , membicarakan hal-hal asik , dan menghilangkan kepenatan
.

Budaya nyangkruk adalah sebuah bukti kuatnya sistem interaksi yang berkembang di masyarakat. Di dalamnya terdapat transaksi ekonomi, diskusi, dan silaturahmi. Oleh karena itu keberhasilan pembangunan ekonomi seharusnya juga bisa masuk melalui jalur tradisi tersebut. Dengan kata lain, tradisi cangkruk dapat menjadi solusi untuk mencapai target penerapan sistem ekonomi syariah melalui pengembangan usaha dan keilmuan. Berbicara masalah budaya jika diamati dengan seksama, budaya mengalami perubahan dari zaman ke zaman. Namun, perubahan budaya memanglah gejala umum dikarenakan perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang menginginkan adanya perubahan. Budaya sendiri merupakan nilai – nilai yang ada pada masyarakat, ataupun kegiatan yang secara terus menerus dilakukan oleh banyak orang. Budaya sendiri dapat bersifat abstrak. Baru – baru ini muncul lagi budaya baru yang sedang menjadi wabah di tengah – tengah masyarakat. Budaya Cangkrukan alias warungan. Memang, cangkrukan tidak hanya bisa dilakukan di kedai kopi tapi yang banyak melanda masyarakat kita adalah budaya cangkrukan di warung kopi. Ironisnya, penganut budaya cangkrukan tidak hanya dari kalangan dewasa, mereka yang masih bersatatus sebagai pelajar atau remaja sampai kakek - kakek turut menganut budaya ini.  Semakin banyaknya penganut budaya cangkrukan alias warungan ini, sekarang warung kopi menjadi sebuah usaha yang menjanjikan. Keuntungan yang besar dan didukung dengan konsumen yang banyak membuat banyak orang tergiur untuk melakoni usaha ini.


Kata Cangkruk mungkin masih terasa sangat asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, tapi bagi masyarakat di Jawa Timur khususnya arek-arek Suroboyo dan sekitarnya, cangkruk merupakan istilah yang sangat populer dan merakyat. Menurut kamus Indonesia – Inggris, katacangkruk = sit around doing nothingCangkruk dikenal sebagai suatu istilah yang menggambarkan aktifitas diskusi, nongkrong barengngobrol bareng. Para pelakunya juga tidak memandang usia, bisa para ABG yang masih mencari jati diri, anak-anak kuliahan, pengangguran, bapak-bapak yang sedang ronda, atau gabungan dari semuanya. Tema obrolan cangkruk pun bermacam-macam, tentang pemilu, kenakalan remaja, narkoba, pengajian kampung, kenaikan harga bawang putih, korupsi di pemerintahan dan lain-lain. “Saya dulu memandang aktivitas cangkruk sebagai aktivitas yang dilakukan oleh orang yang kurang kerjaan. Saya juga menemui bahwa sebagian pandangan masyarakat terhadap cangkruk juga bermacam-macam”. Buat para pelaku cangkruk jelas positif minimal buat menghilangkan stress. Pandangan yang negatif juga ada, tapi tidak semua cangkruk‘an berujung negatif. Hal ini lah yang saya temukan dari sosok romo kyai yang suka pergi ke warung kopi sehabis mengaji di waktu subuh dan sore hari. Beliau sambil minum kopi dan makan gorengan, juga menyampaikan kata2 hikmah pada setiap orang yang ada di warung. Obrolan yang semula kurang bermanfaat, setelah ada romo kyai, aktivitas cangkruk di warung cak Tho jadi lebih bermanfaat. Mereka menjadi sungkan apabila ngobrol di warung dengan obrolan yang tidak ada guna dan manfaat.